Bagaimana otak dibentuk dan berkembang ?


Seperti yang kita ketahui bersama, tubuh manusia dibentuk oleh sel-sel. Begitu juga dengan otak. Otak manusia mulai dibentuk pada saat bayi masih di dalam kandungan, tepatnya pada minggu ketiga setelah bertemunya sperma dengan sel telur. Pada saat bayi dilahirkan, dia sudah mempunyai kira-kira 100 milyar sel otak, tetapi sel-sel otak tersebut masih belum terhubung dalam satu jaringan antara satu dengan yang lainnya. Pada kondisi ini, otak masih belum ‘matang’.
Jaringan yang akan dibentuk oleh sel-sel otak inilah bagian yang sangat penting. Pembentukan sel-sel otak ini akan dipengaruhi oleh bagaimana bayi tersebut terhubung langsung dengan ‘dunia’. Dan dari kacamata bayi, dunia tersebut adalah ANDA. Anda adalah guru utama dan terpenting dari otak bayi anda. Meminjam istilah dari Dr. Bruce Perry diatas, “Andalah yang menjadi kepala arsitek pembentukan otak bayi anda”.
Bayi belajar dari cara anda melihatnya, dari ekspresi wajah anda yang anda tunjukkan kepadanya ; bayi mendengar bagaimana anda bicara, menyanyikan lagu atau membacakan buku kepadanya ; bayi merasakan bagaimana anda menyentuhnya. Sentuhan ini adalah hal yang paling penting, karena dengan sentuhan ini akan memberikan rangsangan kepada bayi supaya otaknya menghasilkan hormon-hormon yang penting untuk pertumbuhannya.
Hubungan antar sel-sel otak dibentuk dengan adanya saling kirim-dan-terima signal. Signal yang berupa getaran aliran listrik ini mengalir dari sel yang satu ke sel yang lainnya, dan dengan bantuan zat kimia seperti serotonin, terbentuklah hubungan antara sel-sel otak tersebut. Rangsangan yang terus-menerus, yang anda berikan melalui bentuk kegiatan yang berulang-ulang, akan semakin memperkuat hubungan antar sel-sel otak. Satu sel otak mampu membuat 15.000 hubungan dengan sel otak yang lain. Hubungan yang sangat rumit inilah yang membentuk jaringan antar sel-sel otak.
Pengalaman yang diterima oleh bayilah yang akan menentukan bentuk jaringan di dalam otak. Sejak bayi lahir, jaringan ini akan dibentuk dengan cepat sekali, dan pada usia anak mencapai 3 tahun, otak anak anda akan membuat kira-kira 1000 trilyun hubungan, dimana jumlah ini adalah 2 kali lipat dari jumlah hubungan jaringan otak pada orang dewasa. Hubungan otak yang densitas/kerapatannya sangat tinggi ini akan tetap dipertahankan sampai dengan umur 10 tahun.


Setelah itu, apa yang akan terjadi ?
Setelah anak menginjak usia 11 tahun, hubungan antar sel-sel otak tersebut akan diseleksi secara alami, dimana hubungan yang sering digunakan akan semakin diperkuat dan menjadi permanen, sedangkan hubungan yang tidak pernah digunakan akan diputus/dibuang. Disinilah pentingnya pengalaman pada usia awal/dini. Sebagai contoh, anak yang jarang diajak bicara atau dibacakan buku, nantinya dia akan mengalami kesulitan dalam perkembangan bahasanya, karena sel-sel otak yang mengendalikan fungsi bahasa tidak dipergunakan dengan baik, sehingga hubungan antar selnya diputus.
Perkembangan hubungan antar sel-sel otak tentunya tidak terjadi sekaligus, tetapi berurutan berdasarkan prioritas pertumbuhan bayi tersebut. Artinya, kemampuan yang harus dipunyai bayi untuk bertahan hidup pada usia tertentu akan dibentuk terlebih dahulu daripada kemampuan lain yang diperlukan nanti.
Contohnya begini, selama masa kehamilan, sel-sel otak akan membentuk “cortex” (bagian otak yang digunakan untuk berpikir) pada tempatnya dan pada waktu yang tepat. Waktu ini disebut sebagai “waktu utama” atau “periode peka”. Kegagalan pembentukan bagian ini akan berakibat pada terganggunya perkembangan (atau bahkan tidak terbentuknya) bagian tersebut, sehingga bayi akan lahir dalam keadaan cacat mental. Kegagalan pembentukan bagian penting ini dapat terjadi akibat dari ibu yang suka minum minuman keras, merokok atau obat-obatan terlarang, atau akibat dari infeksi toxoplasma, dsb.
Periode peka perkembangan otak terjadi pada saat bayi belum lahir dan sesudah lahir. Panjang periode peka tersebut bisa lama, dan bisa juga sangat pendek. Dr. Montessori telah banyak melakukan penelitian tentang periode peka pada perkembangan anak, jauh sebelum para ahli syaraf mengetahui tentang cara kerja bagian-bagian otak. Ternyata, periode peka yang ditemukan oleh Dr. Montessori itu berhubungan erat dengan periode dimana jaringan otak yang mengendalikan fungsi-fungsi tubuh itu sedang tumbuh dan berkembang.
Menurut Dr. Montessori, periode peka yang penting dalam perkembangan anak adalah :
0 – 3 tahun Periode penyerapan secara total, perkenalan dan pengalaman indera dan gerakan senso-motorik.
1,5 – 3 tahun Perkembangan kemampuan bahasa.
1,5 – 4 tahun Perkembangan koordinasi antara mata dengan otot tangan. Anak mulai memperhatikan benda-benda kecil.
2,5– 3,5 tahun Menyenangi ketertiban dan keteraturan
2–4 tahun Perkembangan penyempurnaan gerakan. Anak mulai memperhatikan hal-hal yang nyata, menyadari tentang urutan waktu dan ruang.
2,5– 6 tahun Penyempurnaan penggunaan seluruh indera.
3– 6 tahun Peka terhadap pengaruh orang dewasa.
3,5– 4,5 tahun Mulai senang menulis.
4,5– 5,5 tahun Mulai senang membaca.
4 – 4,5 tahun Indera menjadi lebih peka.
Munculnya periode peka ini bisa berlainan pada tiap-tiap anak, tergantung pada faktor keturunan dan terlebih lagi pada stimulasi-stimulasi yang pernah diterimanya.
Pada periode peka ini, anda akan lebih mudah mengajarkan hal-hal yang sedang peka itu daripada setelah periode peka ini berakhir. Hubungan anda dengan anak anda akan sangat mempengaruhi berhasil tidaknya anak anda menerima stimulasi, yang pada akhirnya menentukan bagaimana jaringan otak anak anda akan dibentuk.
Para ahli telah menemukan bahwa dengan memberikan kehangatan dan kasih sayang, serta memberikan response dengan cepat, anda akan memperkuat sistem biologis yang membantu anak anda mengendalikan emosinya, sehingga mampu beradaptasi dengan lebih baik apabila anak anda mengalami saat-saat stress.
Dari hal-hal diatas, bisa diambil ringkasan bahwa prinsip-prinsip perkembangan otak adalah sebagai berikut :
* Dunia luar atau lingkungan akan mempengaruhi bentuk jaringan otak.
* Dunia luar, yang dialami oleh anak melalui penglihatan, pendengaran, penciuman, perabaan dan rasa, akan mampu memerintahkan otak untuk membuat dan merubah bentuk hubungan jaringan.
* Otak bekerja dengan prinsip : “digunakan atau dibuang”.
* Hubungan dengan orang lain pada awal kehidupan anak menjadi sumber utama dalam perkembangan otak, terutama bagian otak yang mengendalikan emosi dan sosial.

0 komentar:

 
© free template by Blogspot tutorial